Rabu, 12 Juli 2017

Liburan ke Tana Toraja


Jika berkunjung ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan. 
Toraja menjadi salah satu tempat menarik untuk dijelajahi, baik dari segi keindahan alamnya, keunikan kulinernya hingga atraksi budaya dan adat istiadatnya yang menarik. Tana Toraja sendiri sejak tahun 2008 telah dimekarkan menjadi 2 kabupaten, yaitu Kab. Toraja dengan ibukota Makale dan Kab. Toraja Utara dengan ibukota Rantepao. Daerah ini terletak 328 KM di utara Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

Salah satu yang wajib m saat berkunjung ke Toraja adalah menonton adu kerbau toraja, atau Ma’pasilaga Tedong dalam bahasa Toraja. Ma’pasilaga Tedong ini diselenggarakan sebagai satu rangkaian dengan Upacara adat rambo solo, yaitu upacara pemakaman orang yang telah meninggal dunia. Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum upacara adat dimulai.






Menurut adat istiadat dalam masyarakat Toraja, kerbau bukanlah sembarang hewan melainkan hewan yang dianggap suci. Kerbau merupakan hewan yang memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi di Toraja karena dianggap sebagai “kendaraan” arwah menuju alam baka. Inilah yang menjadi salah satu alasan, mengapa banyak kerbau yang dipersembahkan saat upacara adat Rambu Solo. Semakin banyak kerbau yang dipersembahkan dengan jenis yang baik maka semakin baik pula perjalanan arwah.

Ada banyak jenis kerbau misalnya Kerbau pudu' (kerbau berwarna hitam), Kerbau Saleko (kerbau berwarna belang hitam putih), Kerbau Bonga (kerbau yang mempunyai warna putih di sekitar kepala), Kerbau Lotong Boko'(kerbau yang mempunyai warna putih di punggung) dan lain-lain. Nah yang akan diadu saat acara Ma’pasilaga Tedong atau adu kerbau toraja bukanlah sembarang kerbau melainkan kerbau pilihan dengan otot kekar dan dari jenis tertentu. Total sebenarnya ada 10 jenis kerbau di Toraja yang keseluruhan harganya cukup fantastis.

Yang dijadikan sebagai arena adu biasanya adalah sawah luas yang berlumpur atau lapangan luas dengan rerumputan yang kadang-kadang juga becek. Berlangsungnya adu kerbau ini tidak tentu, kadang lama kadang juga hanya sebentar tergantung ketahanan kerbau yang diadu. Tanduk panjang nan tajam yang melengkung ke atas menjadi senjata ampuh andalan bagi kerbau petarung dalam adu kerbau toraja. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari meninggalkan arena Ma’pasilaga Tedong. Dan bahkan masyrakat ada yang taruhan mulai dari 50-100 juta, hinga menambah antusias masyarakat pada saat adu kerbau berlansung.

Pada saat acara berakhir lanjut untuk mengelilingi sisi lain tana toraja. disepanjang perjalanan akan dikelilingi pohon enau penghasil tuak.




Tuak adalah sejenis minimal beralkohol nusantara yang merupakan hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak adalah produk minuman yang mengandung alkohol. Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira pohon enau atau nipah, atau legen  dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. Kadar alkohol tuak di pasaran berbeda-beda bergantung daerah pembuatnya.

Masyrakat suku toraja  yang memilki kebiasaan meminum tuak. selain untuk menghangatkan badan, di Toraja telah menjadi minuman pada ritual-ritual adat. 




disepanjang perjalanan pun kita dapat melihat proses panen warga sekitar dan dapat dibeli langsung Rp 20,000/botol Aqua 1500 ml dan bisa langsung dinikmati.


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tuak
              https://id.wikipedia.org/wiki/Enau
             http://hellomakassar.com/adu-kerbau-ala-toraja



0 komentar:

Posting Komentar