Jika berkunjung ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Toraja menjadi salah satu tempat menarik untuk dijelajahi, baik dari segi keindahan alamnya, keunikan kulinernya hingga atraksi budaya dan adat istiadatnya yang menarik. Tana Toraja sendiri sejak tahun 2008 telah dimekarkan menjadi 2 kabupaten, yaitu Kab. Toraja dengan ibukota Makale dan Kab. Toraja Utara dengan ibukota Rantepao. Daerah ini terletak 328 KM di utara Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Salah
satu yang wajib m saat berkunjung ke Toraja adalah menonton adu kerbau
toraja, atau Ma’pasilaga Tedong dalam bahasa Toraja. Ma’pasilaga
Tedong ini diselenggarakan sebagai satu rangkaian dengan Upacara adat
rambo solo, yaitu upacara pemakaman orang yang telah meninggal dunia.
Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum upacara adat
dimulai.
Menurut
adat istiadat dalam masyarakat Toraja, kerbau bukanlah sembarang hewan
melainkan hewan yang dianggap suci. Kerbau merupakan hewan yang memiliki nilai
sosial dan budaya yang tinggi di Toraja karena dianggap sebagai “kendaraan”
arwah menuju alam baka. Inilah yang menjadi salah satu alasan, mengapa banyak
kerbau yang dipersembahkan saat upacara adat Rambu Solo. Semakin banyak kerbau
yang dipersembahkan dengan jenis yang baik maka semakin baik pula perjalanan
arwah.
Ada
banyak jenis kerbau misalnya Kerbau pudu' (kerbau berwarna hitam), Kerbau
Saleko (kerbau berwarna belang hitam putih), Kerbau Bonga (kerbau yang
mempunyai warna putih di sekitar kepala), Kerbau Lotong Boko'(kerbau yang
mempunyai warna putih di punggung) dan lain-lain. Nah yang akan diadu saat
acara Ma’pasilaga Tedong atau adu kerbau toraja bukanlah
sembarang kerbau melainkan kerbau pilihan dengan otot kekar dan dari jenis
tertentu. Total sebenarnya ada 10 jenis kerbau di Toraja yang keseluruhan
harganya cukup fantastis.
Yang
dijadikan sebagai arena adu biasanya adalah sawah luas yang berlumpur atau
lapangan luas dengan rerumputan yang kadang-kadang juga becek. Berlangsungnya
adu kerbau ini tidak tentu, kadang lama kadang juga hanya sebentar tergantung
ketahanan kerbau yang diadu. Tanduk panjang nan tajam yang melengkung ke atas
menjadi senjata ampuh andalan bagi kerbau petarung dalam adu kerbau toraja.
Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari meninggalkan
arena Ma’pasilaga Tedong. Dan bahkan masyrakat ada yang taruhan
mulai dari 50-100 juta, hinga menambah antusias masyarakat pada saat adu
kerbau berlansung.
Pada
saat acara berakhir lanjut untuk mengelilingi sisi lain tana toraja.
disepanjang perjalanan akan dikelilingi pohon enau penghasil tuak.
Tuak adalah
sejenis minimal beralkohol nusantara yang merupakan hasil fermentasi dari nira,
beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak adalah produk minuman
yang mengandung alkohol. Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau
cairan yang diambil dari tanaman seperti nira pohon enau atau nipah, atau
legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. Kadar alkohol
tuak di pasaran berbeda-beda bergantung daerah pembuatnya.
Masyrakat
suku toraja yang memilki kebiasaan meminum tuak. selain untuk
menghangatkan badan, di Toraja telah menjadi minuman pada ritual-ritual
adat.
disepanjang
perjalanan pun kita dapat melihat proses panen warga sekitar dan dapat
dibeli langsung Rp 20,000/botol Aqua 1500 ml dan bisa langsung dinikmati.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tuak
https://id.wikipedia.org/wiki/Enau
http://hellomakassar.com/adu-kerbau-ala-toraja
0 komentar:
Posting Komentar